Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya (amsal 18:21)
Kita harus menyadari betapa dahsyatnya pengaruh perkataan terhadap diri kita, setiap kita pasti memilik kisah prinadi mengenai peranan perkataan dalam kehidupan masing-masing. Jika kita diminta untuk mengingat perkataan paling menyakitkan atau menyenangkan yang pernah dikatakan kepada kita atau mengenai kita, maka pasti dengan mudah kita dapat mengingatnya kembali.
Tetapi tragisnya, beberapa orang tidak pernah bangkit untuk mengatasi keterbatasan yang sempat ditaruh pada mereka karena perkataan dari orang lain seperti ejekan orang tua yang berulang-ulang, ejekan teman-teman sekolah, perkataan nubuatan yang datang dari cenayang, dukun dan lainnya yang berhubungan dengan kuasa gelap.
Sering kali apa yang dikatakan orang lain mengenai diri kita, bisa menjadi sangat berkuasa bahkan lebih berkuasa dari apa yang kita katakan tentang diri kita sendiri. Sebenarnya bukan hanya perkataan negatif yang berasal dari orang lain yang membuat kita tidak berdaya tetapi perkataan diri sendiri yang melemahkan yang sering kita perkatakan secara berulang-ulang dengan tidak sadar.
Jika kita sering mendengar perkataan bahwa kita tidak berguna, tidak ada harapan, bodoh ataupun tidak berguna sama sekali maka lama-lama kita akan setuju dan bahkan kita mulai katakan tentang hal yang sama tentang diri kita. Semakin banyak kita katakan maka semakin banyak yang akan kita percayai. Dan saat kita percaya maka akan terjadi sesuai dengan yang kita ucapkan.
Ucapkanlah semua hal yang diinginkan oleh Allah, karena Allah yang jadikan kita.
Perkataan yang keluar dari mulut kita hari ini umumnya berasal dari perkataan yang kita dengar di sekitar kehidupan masa kecil. Sejak kita lahir, lingkungan dimana dunia kita bertumbuh banyak diisi dengan perkataan negatif dan sangat sedikit perkataan positif.
Masa kanak-kanak buat kebanyakan orang adalah dunia yang penuh ketakutan, penolakan yang dapat merampas dan menguasai iman percaya kita, memenjarakan kita, meninggalkan jejak dalam diri kita. Penolakan selalu mendatangkan suatu pemberontakan. Pemberontakan adalah sifat yang merupakan ciri-ciri iblis dalam berdiri menentang Allah dan mengakibatkan iblis ditolak dari kerjaan Allah. Pemberontakan yang mengalir dari penolakan selalu membawa kepada penolakan yang lebih lagi.
Tetapi Allah tidak akan pernah menolak orang yang datang kepadaNya, Allah menggapai dan menjamah hati mereka yang terluka. Karena kasih Allah yang menerima kita yang buat kita mampu atasi rasa penolakan yang kita alami dalam hidup kita.
Sumber : Buku Rohani - Winning Word (Margaret Court)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar