Kehidupan merupakan suatu perjalanan. Pernyataan itu benar, tetapi yang namanya perjalanan harus ada tujuannya. Kalau perjalanan itu menuju ke arah yang salah, maka hasilnya akan keliru. Sebaliknya, kalau perjalanan itu menuju ke arah yang benar atau tujuannya benar, maka perjalan itu merupakan perjalanan yang mengasyikkan. Kehidupan itu sama pentingnya antara tujuan dan perjalanan. Tujuan bicara soal visi/mimpi, sedangkan karakter dan harga diri terbentuk dalam perjalanan. Jadi sukses adalah tujuan + perjalanan.

Ulangan 18:13 “TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia.”

Kasih Tuhan tanpa syarat, tapi berkat Tuhan itu selalu ada syaratnya. It doesn’t come easily. Perhatikan kata ‘apabila’ pada ayat diatas. Kata ‘apabila’ di atas menunjukkan bahwa ada sesuatu yang harus dilakukan untuk mendapatkan berkat dari Tuhan. Sering kali orang Kristen berpikir bahwa hidup mereka akan terus naik dan tidak turun. Tetapi dalam kenyataannya, kita sering mengalami up and down. Amsal 24:16 “Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.” (Jatuh berarti menuju ke bawah). Kemudian kita mulai dapat ide seperti orang dunia bilang bahwa kehidupan itu seperti roda. Kadang kita diatas, kadang kita dibawah. Tapi hidup tidak seperti itu.


Ilustrasinya, kalau anda pergi ke puncak, maka jalan anda tidak naik tajam. Sulit untuk terus naik tajam sampai ke puncak. Mobil anda akan menghabiskan tenaga yang sangat luar biasa untuk naik tajam seperti itu. Siapa yang sadar ketika pergi ke puncak tidak semua jalan naik, tetapi ada jalan yang turun. Tetapi walaupun jalan itu turun, tujuan akhir anda tetap ke puncak. Kehidupan kita lebih mirip seperti jalan ke puncak daripada seperti roda. Kita bukan kadang di atas, kadang di bawah. Kita juga bukan naik tajam terus. Sehingga anda bisa tetap merasakan berkat Tuhan walaupun anda sedang turun karena tujuan anda tetap ke atas.

Ada beberapa hal yang perlu anda ketahui. Untuk naik, ga bisa anda hanya berdoa, tapi juga diperlukan tenaga yang besar atau kerja keras. Untuk naik, mobil anda harus dalam kondisi yang baik. Tapi untuk turun, gak perlu mobil dalam keadaan fit karena untuk turun tinggal matikan mesin dan mobil bisa turun dengan sendiri. Harganya lebih besar untuk naik dibandingkan untuk turun. Dan untuk naik biasanya lebih pelan dibandingkan untuk turun. Agree? Buat anda yang mau naik, you know what happen. Anda harus tau apa yang menanti anda. Kerja keras, perlu kuras tenaga, karakter yang kuat untuk bisa tahan itu semua. Contoh: beberapa hari menjelang lebaran, Carrefour, Garuda Indonesia, Pelni, omset mereka naik tinggi! Tapi itu datang karena kerja keras. Pelayan supermarket harus bekerja lebih keras karena barang cepat terjual ketika lebaran tiba. Harus bolak balik gudang, angkat2 barang. Gak bisa “ah, gua capek ah”. Nah bayangkan kalau keadaan terus begitu. Kira2 apa yang terjadi dengan para karyawannya? Exhausted, gampang sakit dan lain sebagainya. Makanya perlu satu periode dimana kita turun.

Waktu kita on the way down, kita bisa relax/istirahat sebentar untuk mengumpulkan tenaga kembali. Disitu kita kenal yang namanya evaluasi. Disitu kita mulai belajar untuk menata ulang organisasi kita supaya lain kali kita bisa lebih efisien, efektif. Itu semua bisa terjadi pada saat on the way down, karena pada saat on the way up, kita gak pernah punya waktu untuk pikirkan itu semua. Itu sebabnya banyak orang panik pada saat on the way down. Aduh gimana nih sales turun bulan ini? Akibatnya orang mulai gedor surga, berpuasa. Kemudian Tuhan bilang, “hey relax, istirahat, bawa anak2 liburan.” Karena kalau anda sedang naik ke puncak, ga peduli anda lagi di jalanan naik atau lagi di jalanan turun, selama anda menuju puncak, anda bisa menikmati perjalanan! Dan dalam perjalanan turun, “mesin” anda bisa istirahat sebentar.

Perhatikan, pada saat anda sedang naik, banyak orang mau dekat dengan anda. Semua jenis manusia mencoba untuk dekat dengan saudara. Tapi pada saat on the way down, anda bakal tau mana teman yang sebenarnya. Jadi jangan panic, terus gedor surga. No! Anda harus tau, meskipun anda sedang turun, sebenernya anda sedang menuju ke puncak. Justru pada saat kita down, kita harus kenali Roh Kudus sebagai penghibur kita. Kita gak bakal kenali Dia sebagai penghibur di on the way up, tetapi kita kenal Dia sebagai pemimpin sehingga anda tidak perlu panik dan repot dalam kehidupan anda.

Pengkhotbah 3:6 “ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang”. Membiarkan rugi itu terjadi pada saat on the way down, tapi pastikan anda tetap menuju ke puncak. Yang usaha mungkin ga bilang amin. Tetapi firman Tuhan ini adalah ya dan amin. Ada waktu untuk simpan dan ada waktu untuk buang. Kalau semua mau anda simpen, bakal penuh lagi lemari anda. Gak bisa beli yang baru lagi. Oleh sebab itu, buang beberapa supaya ada space kosong dan bisa beli yang baru lagi. Tapi ada beberapa orang yang kalut. Kalau anda adalah orang yang tahu berkat Tuhan, anda gak takut karena anda tahu Dia akan bawa anda menuju puncak. Ada waktunya anda turun sebentar. Ada waktunya untuk anda belajar kembali, relax, mengembalikan kekuatan anda, perhatikan keluarga/istri/suami/anak.

Cara anda turun akan menentukan cara anda naik ke posisi naik berikutnya. Kalau anda panik dan tidak menggunakan waktu anda dengan benar, maka anda ga bisa naik ke posisi berikutnya.

Nah masalahnya, pada saat kita turun, kita sering kali berpapasan dengan orang yang naik. Tapi pada dasarnya mereka on the way down! Kemudian kita iri sama mereka dan kita tanya Tuhan kenapa kita turun tapi orang yang jahat, nipu, dan ga bayar pajak bisa on the way up. Kenapa saya yang ga pake nyogok malah gagal, mereka yang pakai nyogok malah sukses? Hey, you have to see it from the bigger picture! Sebetulnya orang seperti itu on the way down! Sering kali orang Kristen iri dengan orang fasik ini. Kalau anda mengerti the bigger picture, anda akan bilang no problem. Mungkin ada orang yang berat menelan ini, but if you love the truth, you know this is the truth.

Amsal 3:31 “Janganlah iri hati kepada orang yang melakukan kelaliman, dan janganlah memilih satupun dari jalannya”

Kalau engkau iri dengan orang fasik karena mereka sedang naik dan engkau sedang turun, lalu engkau memutuskan untuk putar balik, maka anda bukan lagi jadi orang benar tapi menjadi orang fasik. Memang anda akan naik, tapi sebetulnya anda tidak lagi dalam kolom berkat, melainkan anda ada di kolom kutuk karena sebenarnya anda sedang turun ke bawah.

Amsal 24:19-20 “Jangan menjadi marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri kepada orang fasik. Karena tidak ada masa depan bagi penjahat, pelita orang fasik akan padam.”

Banyak orang yang ga tahan dengan iman mereka dan mereka putar balik ikut jalan orang fasik dan otomatis mereka jadi naik. Kemudian mereka bilang, “ini baru berkat.” No, no, no!! Itu kutuk namanya sebab actually you’re on the way down! Sebaliknya kalau orang berdosa (yang lagi naik padahal sebenarnya turun) putar balik dan menuju ke arah yang benar, itu yang disebut bertobat. Biasanya orang seperti itu bakal ngeluh. “Kok sekarang gua ikut Tuhan jadi seret berkatnya?” Anda kemudian ga bisa nerangin dan coba jelasin pakai ayat ini dan ayat itu. Padahal sebetulnya gampang. Gambarkan the bigger picture. Bilang bahwa dia sedang putar balik pada saat lagi naik, maka akibatnya sekarang turun. Ketahuilah bahwa turun adalah hanya suatu periode dimana anda nantinya akan terus dibawa naik. Jangan takut.

Namun pada kenyataannya tidak selalu seperti ini. Ada juga kalau anda sedang di jalan datar dan anda berpapasan dengan orang fasik yang lagi di jalan datar. Kalau orang fasik ini berputar di jalan datar, maka gak banyak yang terjadi dalam hidupnya. “Engga tuh gw ga kaya gitu tuh. Waktu gw bertobat biasa2 aja. Ga selalu harus turun dulu.” Karena kenapa? Karena dia bertobat di jalan datar. Pernah anda ke puncak ketemu jalan datar?

Ada juga kasus dimana orang fasik yang sedang menuju ke bawah dan dia sadar kemudian dia putar balik. Otomatis dia sedang naik dan dia bersaksi. “Begitu saya bertobat, saya diberkati luar biasa.” Buat orang yang sedang mengalami ini, sadarlah suatu hari anda akan turun karena gak bagus kalau selalu naik. Gak bisa mobil anda naik terus apalagi bawa banyak orang (istri, anak 4 orang). Jebol mobilmu. Rusak keluargamu. Karena engkau ga punya waktu perhatiin keluarga, perhatiin istri, perhatiin anak. Habis keluargamu! Kalau anda paksa untuk naik terus dan gak punya waktu istirahat, anda akhirnya mungkin bisa sampai puncak tapi rontok badanmu! Sakit ini, sakit itu dan lain sebagainya! Akibatnya engkau gak akan bisa menikmati perjalanan dan keadaan di puncak!

“Oh kalo gitu saya bertobat pas lagi turun aja.” Hey, anda gak tau seberapa jauh anda turun dan anda gak tau apakah anda sudah berada di ujung paling bawah atau belum. Sebab kalau ternyata anda turun sampai di ujung paling bawah, berarti perjalanan anda akan sangat jauh dan panjang untuk naik ke atas. Dan mungkin anda akan kehabisan waktu dan tenaga karena anda sudah terlalu tua.

Sekali lagi buat anda yang sedang on the way down, gak perlu panik. Bilang sama anak istri, “Ayo kita pergi liburan.” Pikir and persiapkan diri untuk naik sebab from the bigger picture, anda tau bahwa ini hanya satu periode dan akan segera berlalu. Segera anda harus naik ke tempat yang lebih tinggi, dan disitu anda membutuhkan tenagayang lebih besar, segala sesuatu yang lebih efisien dan lebih efektif sehingga anda bisa naik dengan kecepatan yang lebih besar dari sebelumnya.

2 Korintus 3:18 “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.”

Sekarang kita mengerti bahwa Tuhan kita melalui Roh Kudus akan memimpin ketika ke arah puncak. Meskipun dalam arah naik, kita akan mengalami jalan naik dan jalan turun. Setiap kita naik, kita ada dalam level yang berbeda. Setiap kita naik, kita ada dalam kemuliaan yang berbeda. Semakin tinggi posisi anda, maka anda akan bisa melihat pemandangan yang lebih luas daripada di posisi anda yang lebih rendah. Orang yang baru pertama kali naik (karena pemandangan masih rendah) akan bersaksi kemana-mana. Pernah liat orang yang baru naik daun? Semua orang akan dikasih tau, semua barang dibeli dan dipamerkan. Tapi ketika anda sudah di puncak, pemandangan anda semakin luas. Anda lebih dewasa. Anda gak beli sembarangan, tapi yang anda beli adalah yang the best. Kalau anda liat orang yang baru pertama kali naik dan beli semua barang, maka anda akan ketawa. “Biarin aja. Dikasih tau pun ga bakal ngerti.” Orang dewasa itu saring semua informasi dan tidak cepat untuk tampung sesuatu. Orang yang masih “kanak-kanak”, filternya masih gede2 dan gak menyaring sesuatu dengan baik. Dikasih informasi apa aja, blong. Waktu pertama kali naik, semua juga dibeli mumpung punya duit. Baju, sepatu, ini itu semua dibeli. Sebaliknya kalo uda di puncak, tetep beli tapi gak banyak lagi. Tapi sekali beli..hmmm beli sepatu cukup satu tapi harganya 1 pasang 5 juta. Intinya, kalau baru pertama kali naik, jangan sombong.

Buat anda yang ingin naik sampai ke puncak, perhatikan baik2, tidak banyak orang bisa ada di atas. Buat anda yang pernah hiking ke puncak gunung, anda tau bahwa udara tipis di atas. Makanya kenapa di atas ga boleh rame-rame? Karena kalau udara tipis dan banyak orang, akibatnya maka akan saling rebutan oksigen! Gak semua orang bisa handle atas. That’s why bagi seorang pemimpin, berada di puncak bisa sangat2 kesepian. Itulah sebabnya, pembentukan harga diri dan karakter sangat dibutuhkan dalam perjalanan ke puncak sehingga pada saat anda sendirian, anda bisa buat apa saja yang anda mau dan tidak ada orang yang liat. Kenapa Bill Clinton dan Monica Lewinsky bisa having affair? Karena dia sendirian di atas dan karakternya tidak cukup untuk tunjang dia ada di atas. Waktu saudara ada di atas, tidak semua yang anda liat bisa dilihat oleh orang lain. Jadi sulit untuk anda kemukakan apa pandangan/pendapat anda sebab orang lain belum tentu ngerti. Bukan berarti anda keliru, cuma masalahnya belum tentu orang ada di level yang sama dengan anda. Hati-hati, walaupun Tuhan bilang akan bawa kita ke kemuliaan yang lebih besar tapi kalau kita gak siap, maka kita akan hancur di atas.

Amsal 11:10-11 “Bila orang benar mujur, beria-rialah kota, dan bila orang fasik binasa, gemuruhlah sorak-sorai. Berkat orang jujur memperkembangkan kota, tetapi mulut orang fasik meruntuhkannya.”

Kalau kita sebagai orang2 benar dan menjalankan kehidupan kita dengan benar, maka akibatnya bukan buat kita saja tetapi juga kota kita bisa ditinggikan oleh Tuhan. Oleh sebab itu, gak bisa lagi terlalu banyak orang hancur di atas di negara ini karena dengan demikian gak banyak orang benar sehingga negara ini bisa hancur! Kita perlu banyak orang benar di negara ini sehingga negara ini bisa naik ke atas dan dijunjung tinggi di atas!! Coba tanya seorang juara dunia, presiden, general manager, direktur utama. Mereka punya pandangan yang berbeda dengan yang lain dan itulah sebabnya mereka bisa berada di atas dan memimpin.

Terakhir, jangan heran dalam perjalanan menuju puncak, kadang2 jalanan berliku. Betul gak? Waktu anda dalam perjalanan ke puncak, keliatannya anda muter padahal sebenarnya anda sedang ke atas. Itu kalau anda diberkati Tuhan. Kalau anda dikutuk Tuhan, keliatannya muter juga, tapi kenyataannya anda sedang ke bawah.

Semoga menjadi berkat :-)